JAKARTA - PT Pertamina (Persero) akan mengelola Blok Rokan, Provinsi Riau pada 9 Agustus 2021. Saat ini proses alih kelola Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) ke Pertamina terus dilakukan.
Nantinya, anak usaha Pertamina yakni PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) yang mengelola blok Migas terbesar kedua di Indonesia itu. Namun demikian, menjelang alih kelola tersebut, banyak persoalan yang ternyata belum diselesaikan dan berpotensi menghambat proses alih kelola tersebut.
Menurut Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) Arie Gumilar, proses transisi tidak berjalan dengan mulus, di mana Pertamina tidak diizinkan masuk untuk bisa mengakses, baik data-data produksi, data-data operasi, bahkan data-data pekerja.
Hal ini menyebabkan Pertamina juga tidak bisa membantu mempertahankan produksi Blok Rokan yang menunjang produksi nasional. Pernah muncul bahkan opsi Pertamina bisa mengakuisisi perusahaan PT CPI di dua tahun terakhir, tentunya Pertamina harus membayar sejumlah uang tertentu mengambil alih CPI. Namun demikian CPI ingin keluar dari negeri ini dengan clean,ujarnya dalam diskusi virtual seperti dikutip, Jakarta, Minggu (13/6/2021).
Menurut Arie, kondisi itu menyebabkan angka produksi Blok Rokan terus mengalami penurunan. Tercatat angka produksi Blok Rokan turun dari 209 ribu Barel Oil Per Day (BOPD) menjadi 200 ribu BOPD, dan bahkan di awal tahun 2021 angka produksi Blok Rokan sudah menurun hingga jadi 165 ribu BOPD.
Ini karena proses transisi tidak mulus, PT CPI tidak mau mengeluarkan investasi, sementara Pertamina juga belum bisa masuk, ungkapnya.
Sumber : https://economy.okezone.com/read/2021/06/13/320/2424349/pertamina-kelola-blok-rokan-9-agustus-masalah-limbah-dan-pembangkit-listrik-sudah-beres