Jakarta, Situsenergi.com
Pro kontra terkait pembentukan holding-subhokding serta rencana Initial Public Offering (IPO) PT Pertamina (Persero) terus menjadi perdebatan. Sejumlah pihak menyatakan holding-subholding dan IPO berpengaruh buruk terhadap Pertamina dan sektor bisnis yang dijalankannya.
Sementara sisi lain, ada yang mempercayai bahwa holding-subholding dan IPO adalah suatu upaya bagi Pertamina untuk melakukan percepatan pencapaian hal-hal yang menjadi tugas dari Pemerintah, serta sebagai tupoksi dari Pertamina sebagai BUMN yang menguasai kepentingan hajat hidup orang banyak.
Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Arie Gumilar mengaku kecewa atas ketidakhadiran Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam Webinar yang bertajuk ‘Kaji Ulang Holding Subholding dan IPO Anak Usaha Inti PT Pertamina (Persero)’ pada Sabtu (31/7/2021). Padahal, diskusi yang dihadiri oleh seribu peserta ini sangat penting dan meruppakan waktu yang tepat bagi manajemen Pertamina untuk menjelaskan terkait holding subholding dan IPO tersebut, karena ini menyangkut keberlangsungan hidup orang banyak.
Apalagi, tambah Arie, penetapan Subholding tersebut telah tertuang dalam Surat Keputusan yang ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina. Selain itu, surat tersebut juga dikeluarkan pasca Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diadakan di Kementerian BUMN Jumat pagi (12/6/2020) lalu.
Arie mengatakan, ada sedikitnya tujuh kekhawatiran yang menyebabkan FSPPB sebagai bagian dari Pertamina, merasa berkepentingan penyelamatan perusahaan karena tugas pokok Pertamina yang sangat penting untuk menjaga kedaulatan energi Indonesia.
Sumber : https://situsenergi.com/holding-subholding-dan-ipo-anak-usaha-pertamina-perlukah/